Peternak Diminta Ganti Pakan
Peternak Diminta Ganti Pakan – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menyarankan kepada para peternak unggas pedaging maupun petelur untuk menggunakan racikan khusus untuk meningkatkan produktivitas. Imbauan ini menyusul pelarangan pakan konsentrat AGP (Antibiotic Grow Promoters) sejak Januari 2018 lalu.
Ramuan yang dimaksud adalah campuran kunyit, asem jawa dan gula merah. Penggunaan bahan herbal ini, menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati memiliki fungsi yang sama dengan AGP. Selain bisa meningkatkan produktivitas juga bisa untuk meningkatkan kekebalan tubuh unggas.
“Kunyit, asem jawa dan gula merah berfungsi sebagai antibiotik dan dapat meningkatkan pertumbuhan unggas. Racikan ini aman untuk manusia sebagai konsumen daging ayam dan telur,” terang Yulia Hendrawati di kantornya Selasa (34/7/2018).
Lebih lanjut diterangkan, penggunaan zat AGP pada unggas diakui bisa meningkatkan tingkat kekebalan dan pertumbuhan. Hanya saja, sejak Januari 2018 lalu, AGP dilarang digunakan karena menyisakan residu pada daging ayam dan telur.
“Residu AGP pada daging ayam dan telur akan masuk ke tubuh manusia yang memakannya. Sehingga berdampak buruk bagi tubuh karena akan resisten terhadap antibiotik dan memacu pertumbuhan tubuh secara berlebihan,” ungkap Yulia.
Peternak Diminta Ganti Pakan – Ramuan jamu kunyit, asem jawa dan gula merah ini sudah diujicobakan di sejumlah peternak unggas kelas rumahan. Hasilnya cukup memuaskan karena bisa membuat pertumbuhan ayam makin besar dan tahan penyakit maupun cuaca, sehingga tingkat kematian sangat kecil.
Saat ini, pemerintah daerah sedang menyiapkan langkah untuk menyosialisasikan penggunaan bahan herbal ini. Selain murah dan mudah didapat, racikan jamu ini sangat bagus untuk hewan unggas dan aman bagi manusia yang memakannya.
Sejumlah peternak ayam pedaging dan petelur di Brebes mengeluhkan tingginya angka kematian sehingga produksinya menurun drastis setelah pelarangan penggunaan AGP.
Sunanto (47) peternak ayam Desa Pemaron, Kecamatan Brebes menjelaskan, sejak tidak menggunakan AGP, tingkat kematian ayam 1 persen per hari. Sebelum Januari 2018, ayam yang mati kurang dari 1 persen perhari.
“Dulu itu dari 4000 ekor, yang mati paling banyak 5 ekor. Sekarang sejak tidak pakai AGP, rata rata yang mati 40 ekor per hari. Tiap hari ayam saya terus berkurang jumlahnya,” kata Sunanto.
Sumber Detik.com
Axact

BAJA RINGAN

Sebuah sistem rangka atap baja ringan berteknologi tinggi hasil pengembangan teknologi industri konstruksi yang tak berkesudahan dengan jaminan kekuatan dan kelayakan struktur yang sesuai dengan standar-standar keamanan konstruksi yang ada.

Post A Comment:

0 comments: