Kebutuhan Hewan Kurban 2019
Kebutuhan Hewan Kurban 2019 – Kurang dari 1 pekan Hari Raya Idul Adha, berbagai pihak mulai memantau ketersediaan hewan kurban di berbagai daerah.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementa), I Ketut Diarmita, mengatakan bahwa Kementan optimistis ketersediaan sapi potong dan hewan kurban lainnya jelang Hari Raya Iduladha 1440 H tercukupi.
Ketut dalam keterangan tertulis, Senin (5/8), mengatakan, Kementan menjamin ketersediaan hewan kurban tahun ini tercukupi berdasarkan data proyeksi kebutuhan pemotongan hewan kurban Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Menurutnya, pada Iduladha 2019, proyeksi kebutuhan pemotongan hewan kurban diperkirakan akan mencapai 1.346.712 ekor, terdiri dari 376.487 ekor sapi, 12.958 ekor kerbau, 716.089 ekor kambing, dan 241.178 ekor domba.
“Ini adalah angka estimasi jumlah pemotongan hewan kurban tahun ini [2019]. Kita perkirakan ada kenaikan jumlah pemotongan hewan kurban sebesar 10% dari jumlah pemotongan tahun lalu [2018],” ungkap Ketut saat berkunjung ke Unit Pembibitan Sapi Potong (Breeding Unit) PT Hade Dinamis Sejahtera di Subang, Jawa Barat, akhir pekan kemarin.
Untuk memastikan ketersediaan dan pemenuhan stok hewan kurban ini, Ditjen PKH telah melakukan koordinasi dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan seluruh provinsi di Indonesia.
Sapi Asli dan Lokal Indonesia
Saat kunjungan tersebut, Ketut juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 18.120.831 ekor.
Adapun rinciannya, lanjut Ketut, populasi sapi potong sebanyak 16.648.691 ekor, sapi perah 604.467 ekor, dan kerbau 877.673. ekor. Sedangkan untuk populasi sapi potong dapat dirinci menjadi Sapi Bali sebanyak 32,91%, Onggole 15,15%, Madura 6,79%, Simental 9,08%, Limosin 11,23%, Brahman 4,14%, Brahman Cros 0,36%, Aceh, 6,12%, dan sapi jenis lainnya 14,20%.
Lebih lanjut Ketut menjelaskan, beragamnya rumpun sapi potong baik asli maupun lokal merupakan potensi basis yang ke depannya harus ditingkatkan daya saingnya. Sapi potong asli indonesia di antaranya tediri dari sapi Bali, Aceh, Madura, dan sapi Pesisir. Sedangkan sapi yang termasuk dalam rumpun lokal, seperti sapi Sumba Ongole (SO), Peranakan Ongole (PO), dan rumpun sapi lainnya yang telah beradaptasi dan dikembangkan dengan baik dengan kondisi lokal.
“Keberagaman rumpun sapi potong asli tersebut, menjadi modal dasar bagi Indonesia dalam memproduksi daging sapi untuk kebutuhan masyarakat,” uncapnya.
Menurut Ketut, pemerintah telah mengambil kebijakan dalam pegembangan dan perbaikan mutu genetik ternak sapi potong untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha terhadap ternak sapi potong yang memiliki persentase karkas yang tinggi dan produktifitas yang efisien.
Kebijakan pengembangan ternak sapi potong di Indonesia yang dilakukan antara lain adalah dengan pemurnian genetik ternak sapi potong. Kementan memiliki 4 (empat) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) untuk sapi potong, yakni BPTU Indrapuri di Aceh, BPTU Padang Mangatas di Sumatera Barat, BPTU Sembawa di Sumatera Selatan, dan BPTU Sapi Bali di Bali.
“Untuk mendukung perkembangan sapi potong di Indonesia, Kementan juga memiliki 2 Balai Inseminasi Buatan nasional [BBIB Singosari dan BIB Lembang], dan 1 Balai Embrio Transfer [BET Cipelang],” katanya.
Sumber: gatra.com
Axact

BAJA RINGAN

Sebuah sistem rangka atap baja ringan berteknologi tinggi hasil pengembangan teknologi industri konstruksi yang tak berkesudahan dengan jaminan kekuatan dan kelayakan struktur yang sesuai dengan standar-standar keamanan konstruksi yang ada.

Post A Comment:

0 comments: