Tanya: Dok, saya sudah punya empat anak, semuanya perempuan. Tadinya saya pikir istri saya yang ada masalah, tetapi setelah saya baca-baca ternyata laki-laki yang menentukan anak itu bakal jadi laki-laki atau perempuan nantinya. Saya dan istri ingin sekali memiliki anak laki-laki. Apa ada cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan anak laki-laki?" (Raka, 42).
Jawab: Perlu diketahui bahwa jenis kelamin seorang anak ditentukan oleh kromosom seks yang ada pada sel sperma dari pihak laki-laki, yang nantinya membuahi sel telur. Kromosom seks pada sel sperma laki-laki ada dua jenis, yaitu X dan Y. Sementara sel telur hanya memiliki satu jenis kromosom seks yaitu X. Jadi laki-laki yang menentukan akan jadi apa nanti jenis kelamin anaknya.
Jika jenis kromosom pada sel sperma yang bertemu sel telur adalah yang Y, maka akan terbentuk kromosom gabungan XY yang selanjutnya lahir menjadi anak laki-laki. Sedangkan jika jenis kromosom pada sel sperma yang bertemu sel telur adalah yang X, maka akan menjadi XX, atau yang nanti terlahir sebagai anak perempuan. Secara umum, kemungkinan jenis kelamin bayi adalah tetap berkisar 50-50.
Keinginan dan upaya manusia untuk dapat menentukan anak yang lahir sesuai dengan keinginan suami-istri sudah lama terjadi, bahkan sejak jaman purbakala. Minum ramuan tertentu, mengkonsumsi makanan tertentu, hingga perilaku-perilaku tertentu sempat dilakukan turun temurun dan memunculkan mitos. Mitos yang sering terdengar adalah posisi seks yang dapat menentukan jenis kelamin bayi yang lahir. Masih ada yang percaya jika ingin berhubungan seksual dengan istri dengan memulai “menaiki” istri dari sebelah kanan akan mendapatkan anak laki-laki, sedangkan bila dari sebelah kiri akan mendapatkan anak perempuan. Padahal itu hanya mitos.
Memang ada cara atau faktor tertentu yang sering dicoba dan dianggap bisa berpengaruh terhadap jenis kelamin anak dalam konteks hubungan seksual. Salah satu yang paling populer adalah metode asam basa. Secara ilmiah disepakati bahwa derajat keasaman atau pH vagina berperan dalam proses pembuahan. Semakin basa cenderung menghasilkan bayi berjenis kelamin laki-laki, sementara pH yang lebih asam akan menghasilkan bayi perempuan. Atas dasar teori ini, selanjutnya diteliti dan dicari cara dan kombinasi teknik untuk memperoleh suasana pH vagina yang diiinginkan.
Untuk mencari anak laki-laki, dikondisikan pH vagina menjadi basa, posisi hubungan seks yang dianjurkan adalah penetrasi semakin dalam sehingga lebih mendekat ke arah mulut rahim. Sementara penetrasi yang lebih ke arah luar, cenderung menciptakan suasana asam, yang artinya peluang memperoleh anak perempuan malah lebih besar.
Selanjutnya dikondisikan jenis makanan yang bisa menciptakan suasana asam atau basa. Misalnya, untuk menimbulkan suasana asam, maka konsumsi makanan yang dianjurkan adalah makanan berkadar garam tinggi, atau yang tinggi kalsium dan magnesium, seperti produk susu olahan (keju, yoghurt) dan sejenisnya. Sebaliknya, untuk memperoleh anak laki-laki, dianjurkan memilih makanan yang banyak dagingnya karena tinggi natrium dan kalium karena akan membantu suasana cairan vagina menjadi lebih basa.
Cara lain yang sering dipakai adalah mencuci vagina sebelum berhubungan seksual. Misalnya, untuk mendapatkan pH vagina yang asam, vagina dicuci dengan asam cuka, sementara untuk mendapatkan suasana basa, bisa dibasuh dengan soda kue. Gabungan ketiga teknik ini jika disiplin dilakukan sebenarnya memiliki tingkat keberhasilan yang tidak terlalu tinggi, beberapa penelitian lama menyebutkan hanya sekitar 50-70 persen saja.
Ada cara lain? Ada sebuah cara lain adalah dengan teknik waktu saat subur atau ovulasi. Teknik ini dasar ilmiahnya adalah melihat perbedaan gerakan sel sperma. Sel sperma berkromosom Y yang ukurannya lebih kecil, gerakannya lebih cepat dari yang X, tetapi umurnya lebih pendek dalam saluran telur. Sementara sel sperma X lebih besar, lebih lambat gerakannya, tapi umurnya lebih tahan lama di saluran telur. Atas dasar perbedaan ini, diyakini faktor waktu dalam hubungan seksual bisa berpengaruh terhadap jenis kelamin bayi.
Semakin dekat waktu hubungan seks ke saat ovulasi, diharapkan sel sperma Y yang lebih cepat dan lebih awal bergerak ke sel telur, sehingga kemungkinan menghasilkan anak laki-laki lebih besar. Dianjurkan hubungan seksual dilakukan 1 hari sebelum ovulasi atau di saat ovulasi jika menginginkan anak laki-laki. Jika ingin anak perempuan, hubungan seksual sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum ovulasi, bisa 3-4 hari sebelum ovulasi, setelah itu jangan berhubungan lagi. Dan biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang dihasilkan saat wanita mengalami orgasme diyakini lebih mendukung pergerakan sel sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur.
Apakah ada cara yang lebih canggih? Ada, tetapi tentu saja tidak bisa dikerjakan di rumah dan harus datang ke ahlinya karena tentu saja ini hanya bisa dilakukan oleh kalangan profesional medis terlatih dan didukung alat-alat yang juga mutakhir. Salah satunya yang populer adalah dengan melakukan separasi atau memilah dan memilih sel sperma X dan Y dengan jalan disaring menggunakan cairan albumin. Metode ini sekarang banyak digunakan untuk proses inseminasi. Lalu bisa juga menggunakan teknik mikro sortir (microsort). Sperma Y atau X disortir atau dipilih sesuai dengan keperluan. Keberhasilan metode ini diklaim paling tinggi, walaupun masih muncul pro-kontra seputar keamanan pewarna yang digunakan.
Itu semua adalah berbagai cara, teknik dan kemungkinan yang bisa dilakukan dalam merencanakan pemilihan jenis kelamin anak. Ada yang bisa dikerjakan di rumah atau oleh pasangan itu sendiri, ada yang lebih canggih lagi dengan bantuan teknologi. Hal yang perlu diketahui adalah semua metode hanya dapat meningkatkan persentase keberhasilan. Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen bahwa nanti yang lahir pasti bayi laki-laki atau bayi perempuan. Tetapi dalam kenyataan yang terjadi secara global, usaha ke arah riset dan pemanfaatannya untuk pemilihan jenis kelamin anak ini sudah tidak lagi menjadi hal menarik di dunia, kalaupun ada hanya di beberapa daerah dan negara saja. Karena sesungguhnya dengan kemajuan pemahaman akan hak asasi manusia dan kesetaraan gender, posisi anak laki-laki dan perempuan di dunia global sudah tidak lagi menyisakan perbedaan yang bermakna
Jawab: Perlu diketahui bahwa jenis kelamin seorang anak ditentukan oleh kromosom seks yang ada pada sel sperma dari pihak laki-laki, yang nantinya membuahi sel telur. Kromosom seks pada sel sperma laki-laki ada dua jenis, yaitu X dan Y. Sementara sel telur hanya memiliki satu jenis kromosom seks yaitu X. Jadi laki-laki yang menentukan akan jadi apa nanti jenis kelamin anaknya.
Jika jenis kromosom pada sel sperma yang bertemu sel telur adalah yang Y, maka akan terbentuk kromosom gabungan XY yang selanjutnya lahir menjadi anak laki-laki. Sedangkan jika jenis kromosom pada sel sperma yang bertemu sel telur adalah yang X, maka akan menjadi XX, atau yang nanti terlahir sebagai anak perempuan. Secara umum, kemungkinan jenis kelamin bayi adalah tetap berkisar 50-50.
Keinginan dan upaya manusia untuk dapat menentukan anak yang lahir sesuai dengan keinginan suami-istri sudah lama terjadi, bahkan sejak jaman purbakala. Minum ramuan tertentu, mengkonsumsi makanan tertentu, hingga perilaku-perilaku tertentu sempat dilakukan turun temurun dan memunculkan mitos. Mitos yang sering terdengar adalah posisi seks yang dapat menentukan jenis kelamin bayi yang lahir. Masih ada yang percaya jika ingin berhubungan seksual dengan istri dengan memulai “menaiki” istri dari sebelah kanan akan mendapatkan anak laki-laki, sedangkan bila dari sebelah kiri akan mendapatkan anak perempuan. Padahal itu hanya mitos.
Memang ada cara atau faktor tertentu yang sering dicoba dan dianggap bisa berpengaruh terhadap jenis kelamin anak dalam konteks hubungan seksual. Salah satu yang paling populer adalah metode asam basa. Secara ilmiah disepakati bahwa derajat keasaman atau pH vagina berperan dalam proses pembuahan. Semakin basa cenderung menghasilkan bayi berjenis kelamin laki-laki, sementara pH yang lebih asam akan menghasilkan bayi perempuan. Atas dasar teori ini, selanjutnya diteliti dan dicari cara dan kombinasi teknik untuk memperoleh suasana pH vagina yang diiinginkan.
Untuk mencari anak laki-laki, dikondisikan pH vagina menjadi basa, posisi hubungan seks yang dianjurkan adalah penetrasi semakin dalam sehingga lebih mendekat ke arah mulut rahim. Sementara penetrasi yang lebih ke arah luar, cenderung menciptakan suasana asam, yang artinya peluang memperoleh anak perempuan malah lebih besar.
Selanjutnya dikondisikan jenis makanan yang bisa menciptakan suasana asam atau basa. Misalnya, untuk menimbulkan suasana asam, maka konsumsi makanan yang dianjurkan adalah makanan berkadar garam tinggi, atau yang tinggi kalsium dan magnesium, seperti produk susu olahan (keju, yoghurt) dan sejenisnya. Sebaliknya, untuk memperoleh anak laki-laki, dianjurkan memilih makanan yang banyak dagingnya karena tinggi natrium dan kalium karena akan membantu suasana cairan vagina menjadi lebih basa.
Cara lain yang sering dipakai adalah mencuci vagina sebelum berhubungan seksual. Misalnya, untuk mendapatkan pH vagina yang asam, vagina dicuci dengan asam cuka, sementara untuk mendapatkan suasana basa, bisa dibasuh dengan soda kue. Gabungan ketiga teknik ini jika disiplin dilakukan sebenarnya memiliki tingkat keberhasilan yang tidak terlalu tinggi, beberapa penelitian lama menyebutkan hanya sekitar 50-70 persen saja.
Ada cara lain? Ada sebuah cara lain adalah dengan teknik waktu saat subur atau ovulasi. Teknik ini dasar ilmiahnya adalah melihat perbedaan gerakan sel sperma. Sel sperma berkromosom Y yang ukurannya lebih kecil, gerakannya lebih cepat dari yang X, tetapi umurnya lebih pendek dalam saluran telur. Sementara sel sperma X lebih besar, lebih lambat gerakannya, tapi umurnya lebih tahan lama di saluran telur. Atas dasar perbedaan ini, diyakini faktor waktu dalam hubungan seksual bisa berpengaruh terhadap jenis kelamin bayi.
Semakin dekat waktu hubungan seks ke saat ovulasi, diharapkan sel sperma Y yang lebih cepat dan lebih awal bergerak ke sel telur, sehingga kemungkinan menghasilkan anak laki-laki lebih besar. Dianjurkan hubungan seksual dilakukan 1 hari sebelum ovulasi atau di saat ovulasi jika menginginkan anak laki-laki. Jika ingin anak perempuan, hubungan seksual sebaiknya dilakukan jauh hari sebelum ovulasi, bisa 3-4 hari sebelum ovulasi, setelah itu jangan berhubungan lagi. Dan biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang dihasilkan saat wanita mengalami orgasme diyakini lebih mendukung pergerakan sel sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur.
Apakah ada cara yang lebih canggih? Ada, tetapi tentu saja tidak bisa dikerjakan di rumah dan harus datang ke ahlinya karena tentu saja ini hanya bisa dilakukan oleh kalangan profesional medis terlatih dan didukung alat-alat yang juga mutakhir. Salah satunya yang populer adalah dengan melakukan separasi atau memilah dan memilih sel sperma X dan Y dengan jalan disaring menggunakan cairan albumin. Metode ini sekarang banyak digunakan untuk proses inseminasi. Lalu bisa juga menggunakan teknik mikro sortir (microsort). Sperma Y atau X disortir atau dipilih sesuai dengan keperluan. Keberhasilan metode ini diklaim paling tinggi, walaupun masih muncul pro-kontra seputar keamanan pewarna yang digunakan.
Post A Comment:
0 comments: