Anak adalah belahan jiwa, permata hati bagi orangtuanya. Karena itu apapun kondisi anak akan menambah keceriaan dan kebahagiaan sebuah keluarga. Namun tak bisa dipungkiri, sebagian anak membawa sifat dan karakter yang sedikit bermasalah.
Sebagian anak bersifat agresif atau pemarah. Karakter ini akan muncul ketika usia mereka memasuki dua tahun. Mereka akan menunjukkan sifat agresifnya dengan marah dan memukul orang lain atau bahkan melampiaskannya pada benda di sekitarnya. Tentu hal ini membuat banyak orang tua khawatir.
Memang sifat ini akan berkurang atau menghilang seiring bertambahnya usia anak, tetapi tentu hal ini juga memerlukan peran aktif orang tua agar anak mampu mengontrol dirinya dengan baik.
Jangan biarkan si kecil masuk ke dalam kondisi dan kebiasaan yang tidak baik, karena hal ini bisa membuat anak dikucilkan atau di hindari oleh teman-temannya dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungan bermainnya. Dan hal ini akan membuat anak terkucil dan merasa minder. Jika ini terjadi, tentu tidak baik bagi kondisi mental anak.
So, jangan dibiarkan ya moms! Berikut 10 cara mengatasi anak pemarah dan suka memukul.
Jika anak bersifat agresif dengan memukul temannya saat bermain, ajaklah anak menjauh atau menghindar dari temannya. Ajak anak ke tempat yang tenang, kemudian tanyakan kenapa dia memukul temannya. Kemudian berikan penjelasan, pengarahan, bimbingan kepada anak. Katakan padanya bahwa marah itu boleh akan tetapi tidak boleh memukul atau menyakiti orang lain.
Banyak sekali orang tua yang mengabaikan atau meremehkan apa yang sedang anak ceritakan atau bicarakan. Akibatnya anak-anak merasa diacuhkan orang tuanya. Mereka merasa tidak penting bagi orang tuanya, sehingga hal ini menyebabkan anak melampiaskan perasaan kesal terhadap orang tuanya dengan memukul atau membanting benda di sekitarnya. Jadi, sebaiknya jangan mengabaikan atau menyepelekan ucapan dan curhatan anak. Anak-anak juga perlu teman untuk berkeluh kesah dan bahkan anak juga memerlukan saran dan pendapat dari orang tuanya.
Jika orang tua sering berkomunikasi dengan anak, saling mendengarkan apa yang anak keluhkan, tentu orang tua dapat memberikan anak nasihat dan saran yang baik untuknya. Selain itu, anak merasa aman dan nyaman ketika mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Jadi, bangunlah komunikasi dengan anak sejak dini, bahkan sejak anak masih bayi. Hal ini harus orang tua lakukan agar orang tua mengerti apa yang anak inginkan dan rasakan.
Pada umumnya anak tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan perhatian yang tepat dari orang tua ataupun orang lain. Anak akan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya menjadi pusat perhatian orang banyak dengan kenakalannya. Cara ini tentunya sangat tidak disukai oleh banyak orang. Bahkan kebanyakan dari anak-anak memukul temannya untuk mendapatkan perhatian.
Untuk menghindari terjadinya hal ini, orang tua harus bisa mencari cara, salah satunya dengan lebih sering memeluk anak. Peluklah anak sesering mungkin, usap lembut kepala dan punggungnya dan katakan bahwa Anda sangat mencintai dan menyayanginya. Katakan pada anak jika ia harus menjadi anak yang pintar, anak yang baik dan selalu melakukan hal-hal terpuji. Dengan demikian anak akan lebih tenang dan tidak menjadi anak yang agresif.
Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, dan rumah adalah sekolah pertama bagi mereka. Sebagai guru yang baik, Anda dan pasangan harus mengajarkan hal-hal yang baik. Sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan sifat terpuji bagi putra putrinya. Ucapkanlah kata-kata yang baik untuk anak, agar anak mengucapkan kata-kata yang baik pula saat berbicara dengan orang lain. Begitu juga dengan perlakuan dan sikap. Tunjukan perlakuan atau sikap yang baik pada anak, agar dia juga melakukan sesuatu yang baik pada orang tuanya dan orang lain.
Tak jarang, saat emosi orang tua akan memukul anaknya ketika anaknya nakal atau rewel. Orang tua sebenarnya ingin memperlihatkan kepada lingkungannya bahwa orang tua tidak memanjakan anaknya bahkan terkesan menghukum anaknya. Sesungguhnya sikap orang tua tersebut tidaklah salah, namun bukan zaman lagi orang tua memperlakukan anak dengan cara menyakiti fisik anak. Karena anak tidak mengerti akan kesalahan yang diperbuatnya. Akan lebih baik jika orang tua memberikan pengertian namun tegas untuk anak.
Mendidik dan mengarahkan anak memang tidak selalu mudah. Banyak hal yang orang tua harus pelajari. Menghadapi sikap temperamen anak, sebaiknya orang tua memperhatikan atau mencari apa yang menjadi pemicunya. Dengan mencari dan tahu penyebabnya, orang tua akan lebih mudah mencari solusi serta mengatasinya.
Jika sikap anak sudah terlalu mengkhawatirkan dan orang tua tidak dapat mengatasinya, sebaiknya orang tua meminta bantuan keluarga atau bahkan bantuan ahli.
Banyak hal yang dapat orang tua lakukan untuk membuat anak kita lebih mudah di atur dari sebelumnya. Ajarkan anak bicara dengan sopan. Berikan pengertian pada anak, jika memukul adalah perbuatan tidak terpuji alias jelek. Katakan pada anak jika kita sebagai manusia harus saling menyayangi satu sama lain.
Terkadang untuk memberi contoh yang baik, orangtua membandingkan anak dengan teman atau saudaranya yang berprilaku manis. Meski maksudnya baik, tapi hal ini akan membuat anak minder dan tersisih. Anak merasa tak berharga, dan bahkan bisa menambah sikap agresifnya. Maka, lebih baik nasihati dia perlahan. Perlakukan dia dengan lembut dan penuh kasih sayang. Katakan padanya, bahwa Anda sangat bangga padanya jika ia bersikap baik.
Dampingi anak saat menonton televisi. Jangan biarkan anak menonton acara televisi yang mempertontonkan adegan kekerasan, seperti memukul, memaki atau adegan negatif lainnya. Bagi usia kanak-kanak hal ini akan direkam dalam otaknya dan mempengaruhi mentalnya kelak. Maka bersikaplah selektif dalam memilih acara televisi. Pilihlah acara yang bersifat edukatif dan sesuai dengan usia anak-anak.
Nah moms bagaimana dengan buah hati Anda? Intinya sebagai orang tua Anda tentu harus lebih paham bagaimana mengontrol dan memperbaiki kebiasaan buruk anak. Berikan perhatian lebih untuk anak dan berikan kepercayaan padanya untuk menjadi anak yang lebih baik. Ajarkan pada anak arti kasih sayang sesama manusia, terutama pada teman dan keluarganya. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi anak yang lebih bermoral dan beretika.
SUMBER GOOGLE
Sebagian anak bersifat agresif atau pemarah. Karakter ini akan muncul ketika usia mereka memasuki dua tahun. Mereka akan menunjukkan sifat agresifnya dengan marah dan memukul orang lain atau bahkan melampiaskannya pada benda di sekitarnya. Tentu hal ini membuat banyak orang tua khawatir.
Memang sifat ini akan berkurang atau menghilang seiring bertambahnya usia anak, tetapi tentu hal ini juga memerlukan peran aktif orang tua agar anak mampu mengontrol dirinya dengan baik.
Jangan biarkan si kecil masuk ke dalam kondisi dan kebiasaan yang tidak baik, karena hal ini bisa membuat anak dikucilkan atau di hindari oleh teman-temannya dalam lingkungan sekolah ataupun lingkungan bermainnya. Dan hal ini akan membuat anak terkucil dan merasa minder. Jika ini terjadi, tentu tidak baik bagi kondisi mental anak.
So, jangan dibiarkan ya moms! Berikut 10 cara mengatasi anak pemarah dan suka memukul.
1. Tenangkan anak
Jika anak bersifat agresif dengan memukul temannya saat bermain, ajaklah anak menjauh atau menghindar dari temannya. Ajak anak ke tempat yang tenang, kemudian tanyakan kenapa dia memukul temannya. Kemudian berikan penjelasan, pengarahan, bimbingan kepada anak. Katakan padanya bahwa marah itu boleh akan tetapi tidak boleh memukul atau menyakiti orang lain.
2. Rajin mendengarkan cerita anak
Banyak sekali orang tua yang mengabaikan atau meremehkan apa yang sedang anak ceritakan atau bicarakan. Akibatnya anak-anak merasa diacuhkan orang tuanya. Mereka merasa tidak penting bagi orang tuanya, sehingga hal ini menyebabkan anak melampiaskan perasaan kesal terhadap orang tuanya dengan memukul atau membanting benda di sekitarnya. Jadi, sebaiknya jangan mengabaikan atau menyepelekan ucapan dan curhatan anak. Anak-anak juga perlu teman untuk berkeluh kesah dan bahkan anak juga memerlukan saran dan pendapat dari orang tuanya.
3. Membangun komunikasi dengan anak
Jika orang tua sering berkomunikasi dengan anak, saling mendengarkan apa yang anak keluhkan, tentu orang tua dapat memberikan anak nasihat dan saran yang baik untuknya. Selain itu, anak merasa aman dan nyaman ketika mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Jadi, bangunlah komunikasi dengan anak sejak dini, bahkan sejak anak masih bayi. Hal ini harus orang tua lakukan agar orang tua mengerti apa yang anak inginkan dan rasakan.
4. Peluklah anak sesering mungkin
Pada umumnya anak tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan perhatian yang tepat dari orang tua ataupun orang lain. Anak akan melakukan hal-hal yang bisa membuatnya menjadi pusat perhatian orang banyak dengan kenakalannya. Cara ini tentunya sangat tidak disukai oleh banyak orang. Bahkan kebanyakan dari anak-anak memukul temannya untuk mendapatkan perhatian.
Untuk menghindari terjadinya hal ini, orang tua harus bisa mencari cara, salah satunya dengan lebih sering memeluk anak. Peluklah anak sesering mungkin, usap lembut kepala dan punggungnya dan katakan bahwa Anda sangat mencintai dan menyayanginya. Katakan pada anak jika ia harus menjadi anak yang pintar, anak yang baik dan selalu melakukan hal-hal terpuji. Dengan demikian anak akan lebih tenang dan tidak menjadi anak yang agresif.
5. Berikan contoh yang baik pada anak
Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, dan rumah adalah sekolah pertama bagi mereka. Sebagai guru yang baik, Anda dan pasangan harus mengajarkan hal-hal yang baik. Sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan sifat terpuji bagi putra putrinya. Ucapkanlah kata-kata yang baik untuk anak, agar anak mengucapkan kata-kata yang baik pula saat berbicara dengan orang lain. Begitu juga dengan perlakuan dan sikap. Tunjukan perlakuan atau sikap yang baik pada anak, agar dia juga melakukan sesuatu yang baik pada orang tuanya dan orang lain.
6. Jangan pernah memukul anak
Tak jarang, saat emosi orang tua akan memukul anaknya ketika anaknya nakal atau rewel. Orang tua sebenarnya ingin memperlihatkan kepada lingkungannya bahwa orang tua tidak memanjakan anaknya bahkan terkesan menghukum anaknya. Sesungguhnya sikap orang tua tersebut tidaklah salah, namun bukan zaman lagi orang tua memperlakukan anak dengan cara menyakiti fisik anak. Karena anak tidak mengerti akan kesalahan yang diperbuatnya. Akan lebih baik jika orang tua memberikan pengertian namun tegas untuk anak.
7. Carilah penyebabnya
Mendidik dan mengarahkan anak memang tidak selalu mudah. Banyak hal yang orang tua harus pelajari. Menghadapi sikap temperamen anak, sebaiknya orang tua memperhatikan atau mencari apa yang menjadi pemicunya. Dengan mencari dan tahu penyebabnya, orang tua akan lebih mudah mencari solusi serta mengatasinya.
8. Mintalah dukungan keluarga atau ahli
Jika sikap anak sudah terlalu mengkhawatirkan dan orang tua tidak dapat mengatasinya, sebaiknya orang tua meminta bantuan keluarga atau bahkan bantuan ahli.
Banyak hal yang dapat orang tua lakukan untuk membuat anak kita lebih mudah di atur dari sebelumnya. Ajarkan anak bicara dengan sopan. Berikan pengertian pada anak, jika memukul adalah perbuatan tidak terpuji alias jelek. Katakan pada anak jika kita sebagai manusia harus saling menyayangi satu sama lain.
9. Jangan membandingkan anak dengan teman atau saudaranya
Terkadang untuk memberi contoh yang baik, orangtua membandingkan anak dengan teman atau saudaranya yang berprilaku manis. Meski maksudnya baik, tapi hal ini akan membuat anak minder dan tersisih. Anak merasa tak berharga, dan bahkan bisa menambah sikap agresifnya. Maka, lebih baik nasihati dia perlahan. Perlakukan dia dengan lembut dan penuh kasih sayang. Katakan padanya, bahwa Anda sangat bangga padanya jika ia bersikap baik.
10. Jangan biarkan anak menonton acara televisi yang menunjukkan adegan kekerasan
Dampingi anak saat menonton televisi. Jangan biarkan anak menonton acara televisi yang mempertontonkan adegan kekerasan, seperti memukul, memaki atau adegan negatif lainnya. Bagi usia kanak-kanak hal ini akan direkam dalam otaknya dan mempengaruhi mentalnya kelak. Maka bersikaplah selektif dalam memilih acara televisi. Pilihlah acara yang bersifat edukatif dan sesuai dengan usia anak-anak.
SUMBER GOOGLE
Post A Comment:
0 comments: